KOMINFO. MUNA BARAT. GO. ID Dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-61 Provinsi Sulawesi Tenggara, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Muna Barat, Rhika Purwaningsih Darwin, S.H., tampil memukau dalam ajang fashion show budaya Sultra yang digelar di Panggung Utama Harmoni Sultra Lapangan Gelora Kolaka (Kamis, 24 April 2025) . Acara ini menjadi ajang bergengsi yang menampilkan kekayaan busana daerah dari seluruh Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tenggara.
Kabupaten Muna Barat mendapat kehormatan sebagai penampil pembuka dalam parade peragaan busana, dengan nomor urut 1. Rhika Purwaningsih tampil anggun dalam balutan busana tenun bermotif Otumpe, yang merupakan hasil karya penenun lokal dan sarat makna budaya serta filosofi kehidupan masyarakat Muna Barat.
“Pemilihan Motif Otumpe dalam peragaan busana ini merupakan bentuk penghormatan terhadap kearifan lokal Muna Barat yang kaya makna. Motif ini saya pilih karena mencerminkan semangat syukur, harmoni, dan keberagaman masyarakat yang sederhana, berani, dan teguh menjaga nilai adat. Lebih dari itu, Otumpe adalah simbol filosofi hidup kami yang selaras dengan visi Liwu Mokesa – kampung yang keren,” ujar Rhika Purwaningsih.
Motif Otumpe, berasal dari kata Tumpeng dalam bahasa Muna, merupakan representasi visual dari doa, syukur, dan kekuatan kolektif masyarakat Muna Barat. Dalam budaya lokal, Otumpe menggambarkan keharmonisan hidup, keterhubungan dengan alam, dan semangat menjaga warisan leluhur.
Warna-warna dalam busana tenun Otumpe—coklat, merah, dan hitam—mewakili unsur filosofi yang kuat : Coklat melambangkan kedekatan dengan alam dan ketulusan, merah melambangkan keberanian dan semangat dan hitam melambangkan kewibawaan dan keteguhan menjaga adat
Motif ini juga disusun berdasarkan falsafah hidup masyarakat Muna Barat:
“Hansuru hansuru badha sumano kono hansuru liwu, hansuru hansuru ana liwu sumano kono hansuru adhati, hansuru hansuru ana adhati, sumano tangka agama.”
Lewat penampilan ini, Dekranasda Muna Barat berhasil menunjukkan bahwa pembangunan bukan hanya infrastruktur, tetapi juga tentang membangun jati diri, karakter, dan keberlanjutan budaya lokal. Otumpe bukan sekadar motif estetika, tetapi narasi visual dari nilai, harapan, dan identitas masyarakat Muna Barat.