KOMINFO. MUNA BARAT. GO. ID Pada usia Satu Dasawarsa, Muna Barat dianugerahi pemimpin visioner dengan kecepatan gerak yang patut diacungi jempol. Darwin-Ali Basa merupakan pemimpin kedelapan pasca otorita ini mekar dari induknya di tahun 2014. Dua sosok yang hadir memberi warna baru di Bumi Laworo periode 2025-2030.
Darwin-Ali Basa menapak Muna Barat dengan visi dan misi strategis. Visi: Tumbuh, Sehat, dan Keren bukanlah rangkaian kalimat tanpa makna. Setiap kata merupakan akronim yang menggambarkan sebuah harapan untuk Muna Barat yang lebih baik. Tumbuh dijabarkan menjadi (Tulus, Bersama, Unggul, Harmonis), Sehat (Sejahtera, Tangguh), Dan (Damai, Aman), serta Keren (Kompetitif, Toleran, Elok, Nyaman).
Rangkaian visi ini dijabarkan dalam 4 misi strategis:
1. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berbasis pada sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan pariwisata.
2. Mewujudkan SDM Unggul Cerdas, Sehat, Beriman dan Berbudaya.
3. Memantapkan penataan infrastuktur kota, perdesaan dan pulau-pulau kecil dengan memperhatikan daya dukung lingkungan dan tata ruang.
4. Memantapkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang bersih, akuntabel, professional dengan tetap mengedepankan prinsip good governence and clean government.
Usai melafadz sumpah jabatan dihadapan Presiden Prabowo Subianto pada tanggal 20 Februari 2023, Darwin-Ali Basa melangkah cepat mengeksekusi apa yang menjadi Visi dan Misi pemerintahannya.
Tidak mudah untuk melangkah ditengah himpitan efisiensi berbagai sektor, Terlebih dengan kondisi Muna Barat yang masih memilki banyak keterbatasan. Namun, hambatan-hambatan tersebut tak menjadi penghalang untuk memformulasikan kebijakan-kebijakan terbaik demi kemajuan Kabupaten Muna Barat.
Belum satu bulan memegang tampuk pemerintahan, Laode Darwin melakukan manuver dalam bidang perhubungan. Sosok yang akrab disapa DW menyambangi kantor pusat ASDP Ferry di Jakarta dan bertemu stakeholder terkait pembukaan trayek baru Tondasi-Torobulu. Sebuah loncatan menjelang arus mudik Idul Fitri 2025. Efeknya, Masyarakat Muna Barat dapat menikmati KMP Rubiah dari Torobulu ke Tondasi maupun sebaliknya sejak 28 Maret 2025.
Tidak hanya jalur laut, jalur udara yang sempat mengalami mati suri mampu dihidupkan kembali. Bandar Udara Sugimanuru yang semula sepi, tampak bergeliat pasca terbang kembalinya Wings Air ATR 72-600 pertanggal 21 Maret 2025.
Pada hari yang sama, La Ode Darwin melaunching Program 100 Hari Kerja Bidang Kesehatan di Puskesmas Tiworo Tengah. Fokus utama yang menjadi perhatian adalah program Dokter Keliling, Pelayanan UGD 24 Jam, serta penempatan dua tenaga kesehatan di setiap Pustu dan Polindes.
Dengan adanya program dokter keliling, dapat dipastikan tidak akan ada lagi keluhan masyarakat terkait tidak adanya pelayanan kesehatan di wilayah terpencil. Program ini akan diawali dengan pendataan lapangan oleh bidan dan perawat tentang status kesehatan masyarakat. Data inilah yang kemudian menjadi pijakan pemerintah daerah dalam menetapkan kebijakan kesehatan yang tepat sasaran.
Langkah awal ini tidak berhenti sebagai agenda teknis semata. Darwin–Ali Basa melangkah lebih jauh dengan memperkuat gerakan kesehatan dalam skala lebih luas. Tak hanya soal fasilitas dan tenaga, sektor kesehatan juga ditangani sebagai gerakan budaya hidup sehat. Maka diluncurkanlah program “Mubar Sehat” sebuah integrasi dari:
• Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS),
• Cek Kesehatan Gratis (CKG), dan
• Pelayanan Dokter Keliling.
Semua ini dirancang demi menjangkau hingga ke pelosok desa dan pulau, memastikan tak ada satu pun warga yang tertinggal dalam akses terhadap hak dasar: sehat dan hidup layak.
Bupati La Ode Darwin dan Wakil Bupati Ali Basa juga berkomitmen dalam menciptakan lingkungan bersih. Komitmen ini secara tegas tertuang dalam surat edaran resmi Nomor 100.3.4.2/3/2025. Seluruh ASN dan non ASN Bersama masyarakat dikerahkan demi terwujudnya Bumi Laworo yang tertata dan lebih bersih.
Di sektor ketahanan pangan, Dinas Pertanian terus dimaksimalkan perannya pada dua sektor strategis: pertanian dan peternakan. Tak tanggung-tanggung, di tengah efisiensi anggaran pada berbagai bidang, Dinas Pertanian Muna Barat memperoleh kucuran dana sebesar 23 miliar rupiah untuk mendukung program swasembada pangan daerah.
Bupati Muna Barat pun turun langsung ke lapangan, melakukan sosialisasi dan komunikasi bersama para petani di sentra pangan utama seperti Lakanaha dan Lawada, guna memastikan bahwa kebijakan yang dirancang memang menyentuh kebutuhan riil masyarakat.
Dorongan besar ini kemudian difokuskan melalui program unggulan. Salah satunya adalah Program “Petani Keren”, yang resmi diluncurkan dengan tajuk besar: penanaman jagung kuning seluas 1.500 hektare. Program ini menjadi tonggak awal transformasi pertanian yang tak lagi sekadar bercocok tanam, tetapi menuju sistem pertanian produktif dan berkelanjutan. Kini, petani bukan hanya menjadi penopang ekonomi, tetapi didorong menjadi pusat peradaban ekonomi baru di Muna Barat.
Dan bukan hanya di lahan kering semangat yang sama menyala di area persawahan. Penanaman serentak seluas 866 hektare di sawah digerakkan bersama masyarakat, disertai dengan penyerahan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan). Sebuah bukti bahwa negara hadir, menyokong petani dari hulu hingga hilir.
Keseriusan pemerintah daerah dalam menjaga ketahanan pangan tidak hanya terhenti di bidang pertanian.
Sektor peternakan juga mendapat perhatian yang sama kuatnya. Berbagai bantuan disalurkan, mulai dari bibit sapi, ayam potong, hingga ayam petelur, ditujukan kepada kelompok-kelompok peternak di berbagai wilayah.
Tak hanya itu, sarana produksi peternakan berupa pakan ternak juga turut diberikan agar kesinambungan usaha ternak masyarakat terjaga.Upaya ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadikan peternakan sebagai sumber pendapatan keluarga, sekaligus penyangga utama dalam membangun ekonomi desa berbasis komoditas lokal.
Tidak hanya daratan yang diperhatikan, lautan pun mendapat ruang dalam arah kebijakan Darwin–Ali Basa. Sebagai daerah kepulauan yang kaya akan sumber daya laut, Muna Barat menyimpan potensi besar di sektor kelautan dan perikanan.Untuk itu, Bupati Muna Barat secara resmi meluncurkan program “Nelayan Keren, Tangguh dan Berdaya”, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat pesisir dalam mengelola laut secara bijak dan produktif.
Selain bergerak pada tataran regional, Laode Darwin juga aktif menjalin komunikasi skala nasional dengan sejumlah kementerian strategis. Sebut saja Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Kementerian UMKM, serta Kementerian PUPR. Berbagai rencana pembangunan dijabarkan secara konkret dan mendapatkan tanggapan positif dari pemerintah pusat.
Komunikasi ini tidak berhenti pada meja pertemuan, tetapi langsung ditindaklanjuti dalam bentuk nyata.
Hal ini terbukti dari kunjungan langsung Menteri PUPR ke Muna Barat, yang meninjau langsung lokasi usulan Inpres Jalan Daerah serta lokasi pembangunan Sekolah Rakyat. Sebuah langkah percepatan untuk memastikan bahwa usulan tidak hanya tercatat, tetapi juga dilihat, dipahami, dan diwujudkan secara langsung.
Kepemimpinan Darwin–Ali Basa juga menguatkan peran kelembagaan sosial. Dalam suasana penuh kebersamaan, pengurus Tim Penggerak PKK dan Ikatan Mubaligh Muna Barat resmi dilantik. PKK langsung tancap gas: berkolaborasi mendukung program strategis Bupati dan Wakil Bupati, mulai dari gerakan hidup sehat, literasi keluarga, hingga pendidikan karakter.
Tak hanya itu, PKK dan Ikatan Guru Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Muna Barat. MoU juga diteken bersama Ikatan Mubaligh, memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan tokoh agama melalui program spiritual unggulan:
“Mubar Bertasbih, Mubar Mengaji, dan Mubar Berjamaah.”
Di tengah geliat pembangunan fisik dan ekonomi, Darwin–Ali Basa tak melupakan pondasi masa depan yakni kualitas sumber daya manusia. Sadar bahwa pendidikan adalah tangga mobilitas sosial paling efektif, Darwin-Ali Basa meluncurkan program visioner “Satu Rumah Satu Sarjana” — sebuah langkah nyata untuk membuka akses pendidikan tinggi bagi setiap keluarga.
Sebagai bentuk komitmen terhadap program ini, pemerintah daerah menjalin kemitraan strategis dengan Institut Teknologi, Bisnis, dan Kesehatan Muhammadiyah Muna Barat. Kerja sama ini diwujudkan melalui pemberian beasiswa kepada mahasiswa lokal, serta dukungan hibah tanah dan bangunan kampus sebagai ruang tumbuhnya generasi unggul di tanah sendiri. Pendidikan bukan hanya tentang kelas dan kurikulum, tetapi tentang keadilan kesempatan, martabat keluarga, dan harapan yang tumbuh di pelosok desa.
Dengan hadirnya kampus ini, anak-anak Muna Barat tak lagi harus pergi jauh untuk mengejar gelar dan ilmu. Mereka bisa belajar, tumbuh, dan mengabdi di tanah kelahirannya mewujudkan cita-cita besar yang kini tak lagi terasa jauh.
Terbaru, Bupati Muna Barat, La Ode Darwin menjalin komunikasi strategis dengan Manager PLN UP2K Sulawesi Tenggara, Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerataan pembangunan, serta upaya nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di wilayah-wilayah yang selama ini masih menghadapi keterbatasan akses terhadap infrastruktur dasar seperti listrik.
Sebanyak 11 desa yang tersebar di tiga kecamatan ditetapkan sebagai prioritas pembangunan jaringan listrik.
Kesebelas desa tersebut yakni: Desa Pasidangan, Gala, Maginti, dan Kangkunawe. Desa Santiri, Mandike, Tasipi, Bero, Tiga, dan Santigi. dan Desa Katela.
Melalui koordinasi intensif dengan pemerintah daerah, PT PLN akan mulai melakukan pembangunan jaringan listrik secara bertahap dari tahun 2025 hingga 2027.
Pada tahun pertama, 2025, akan dibangun terlebih dahulu di 4 desa prioritas, yaitu: Desa Katela, Desa Mandike, Desa Pasidangan, dan Desa Tiga. Tahap ini dipilih berdasarkan kriteria aksesibilitas teknis, kesiapan lahan, serta kebutuhan mendesak masyarakat terhadap penerangan dan daya listrik.
Program ini menjadi harapan baru bagi warga yang selama ini hidup dalam keterbatasan penerangan,
dan menjadi bagian dari tekad Darwin–Ali Basa untuk tidak membiarkan satu pun wilayah tertinggal dalam akses cahaya dan kemajuan.
Dari cahaya yang kini mulai menerangi desa-desa, mengalirlah semangat baru yang menembus batas ruang dan waktu menyatu dalam satu tekad kolektif membangun Muna Barat dari hati, dengan cinta, dan bersama rakyat.
Inilah wujud kepemimpinan yang bukan hanya membangun jalan dan jembatan, tetapi juga merajut harmoni, membangun harapan, dan memperkuat akhlak.
Seratus hari kepemimpinan Darwin–Ali Basa bukan hanya tentang angka dan program.
Ini adalah narasi awal tentang kebangkitan Muna Barat dari kepulauan hingga daratan, dari anak sekolah hingga petani, dari tokoh adat hingga tokoh agama — semuanya disatukan dalam irama perubahan.
Muna Barat tak sekadar tumbuh Muna Barat bergerak dengan tulus, sehat dalam jiwa dan raganya,
serta tampil keren dalam karya dan budayanya. Karena ini bukan sekadar pemerintahan.
Ini adalah gerakan bersama. Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk kejayaan Bumi Laworo tercinta.
Menuju cita besar:
Menjadikan Muna Barat sebagai Liwu Mokesa