Sukseskan Program Mubar Mengaji, Dinas Kominfo Gelar Pengajian

bagikan :

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on telegram
Telegram
Share on email
Email
Share on print
Print

KOMINFO. MUNA BARAT. GO. ID Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Muna Barat kembali menggelar pengajian Al-Qur’an pada Jumat (31/10/2025). Pengajian dilaksanakan sebagai bentuk implementasi  Program Religi yang dicanangkan oleh Bupati Muna Barat Laode Darwin. Program Religi yang digalakkan oleh Pemkab Mubar terdiri dari Mubar Berjamaah, Mubar Mengaji, dan Mubar Bertasbih.

Kegiatan diikuti oleh Kepala Dinas, jajaran Kepala Bidang, Kasubag, serta seluruh staf di lingkungan Dinas Kominfo. Ustaz Khosen selaku mubaligh di Kabupaten Muna Barat didaulat memimpin jalannya pengajian sekaligus menyampaikan ceramah agama. Kegiatan ini diharapkan menjadi wasilah kebaikan di lingkup Dinas Kominfo serta menjadi bagian dari upaya mewujudkan Muna Barat sebagai daerah baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. 

Lantunan ayat suci Al-Quran menggema dari Masjid Babussalam Desa Kasakamu. Diawali dengan Surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan pembacaan Surat Al-Kahfi. Surat Al-Fatihah yang terdiri dari 7 ayat digelari sebagai induk Al-Qur’an sebab maknanya merangkum seluruh isi kitab tersebut. 113 Surat setelah Al Fatihah menjabarkan apa yang dipinta oleh seluruh muslim pada Ayat 6 yang berbunyi “Ihdinas shiraathal mustaqiim”. Permohonan agar Allah SWT senantiasa menunjukkan jalan yang lurus.

Jalan lurus sebagaimana yang ditempuh oleh para pemuda dalam kisah Ashabul Kahfi. Kisah yang mengajarkan keteguhan iman dalam tekanan penguasa, keyakinan akan pertolongan Allah, serta pentingnya berserah diri kepada Allah SWT dalam kondisi apapun. Surat Al Kahfi juga mengandung pelajaran tentang efek jangka panjang ketakwaan sebagaimana tertuang dalam kisah anak yatim yang rumahnya diperbaiki oleh dua manusia mulia yakni Nabi Musa dan Nabi Khidir. Keistimewaan yang hadir bersebab kesalehan orang tuanya.

Usai pembacaan ayat Al-Qur’an, Ustaz Khosen menyampaikan ceramah tentang Shalat. Kepala MA Lapokainse tersebut mengingatkan tentang betapa pentingnya shalat sebab ibadah inilah yang pertama kali dipertanyakan di Yaumil Akhir. Shalat menjadi pengumpul seluruh kebaikan yang dilakukan oleh manusia. Jika shalatnya baik, maka ia beruntung tetapi jika shalatnya buruk maka sesungguhnya orang tersebut telah merugi.

” Semua kebaikan dalam Agama Islam Allah kumpulkan dalam shalat. Rasulullah mengatakan, sesungguhnya yang pertama dihitung bagi seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Kalau setelah ditimbang shalatnya bagus, maka orang itu beruntung dan sukses diakhirat,” ujarnya

Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Khosen juga mengingatkan untuk terus berupaya memperbaiki shalat yang dilakukan. Jika merasa shalat belum sempurna maka bisa dilengkapi dengan melaksanakan shalat-shalat sunnah seperti Rawatib, Tahajjud, Istikharah, dan lain-lain. Pun bagi yang merasa bingung dengan perbedaan pendapat terkait tata cara dan rukunnya, bisa bertanya kepada alim ulama. Selama masih memiliki rujukan yang shahih maka bisa dijadikan pegangan.

“Yang jadi masalah bagi yang baru belajar agama atau belajar shalat, kadang bingung karena banyakanya pendapat tentang tata cara dan rukun Shalat. Tanyalah kepada alim ulama karena merekalah pewaris Nabi. Ambil satu pendapat yang penting ada dasarnya. Ada ulama 4 madzhab yang berbeda namun semua sama-sama memiliki dasar,” sambungnya.

Selanjutnya, Kepala MA Lapokainse ini juga mengingatkan agar tidak selalu mempertanyakan manfaat dari ibadah yang dikerjakan. Khawatirnya, ketika ibadah yang dilakukan tidak secara langsung terlihat manfaatnya, akan membuat orang tersebut kufur bahkan murtad. Konsep utama dalam beribadah adalah Samina wa atho’na. Apa yang diperintahkkan, dengarkan lalu kerjakan.

“Iibadah itu jangan mencari manfaat buat diri kita karena konsep sederhananya samina wa atho’na. Dengarkan dan kerjakaan. Tidak usah tanyakan manfaatnya karena jangan sampai tidak terasa manfaaatnya maka akan berhenti ibadah. Ibadah jika berharap manfaat yang terlihat, bisa menyebabkan murtad dan kufur,” ungkap Ustaz Khosen.

Sebagai penutup ceramahnya, Ustaz Khosen menhimbau agar tidak merasa bangga dengan ibadah yang kita lakukan. Sang ustaz menukil sebuah kisah dari Al Hafiz Al Munziri dalam Kitab At Targhib wa At Tarhib yang mengutip salah satu hadits dari perawi Imam Al Hakim.

Dalam kisah tersebut diceritakan tentang manusia yang melakukan ibadah selama 500 tahun lalu masuk surga. Ketika dihari perhitungan, Allah memerintahkan malaikat untuk memasukkan hamba tersebut ke dalam surga karena rahmat dari Allah. Namun, hamba tersebut membantah dengan mengatakan bahwa ia masuk surga bersebab ibadahnya. Malaikat pun diminta untuk menimbang ibadah yang dilakukan oleh hamba tersebut dengan nikmat berupa satu bola mata yang ia gunakan selama di dunia. Ternyata nikmat satu bola mata lebih berat dari pada ibadah selama 500 tahun.

Sumber : Tim liputan Diskominfo-SP
Penulis :  Wa Ode Hasrana, A.Md (Staf Kominfo)
Editor  : Wa Ode Rahmatia, SP (Kabid Opini dan Aspirasi Publik )
Penanggungjawab : Al Rahman, S.Pd, M.Si (Kadis Kominfo)
diskominfo

bagikan :

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on telegram
Telegram
Share on email
Email
Profil Kepala Dinas

AL RAHMAN, S.Pd., M.Si

Kepala Dinas Kominfo

Informasi
Infografis
Instagram