KOMINFO. MUNA BARAT. GO. ID Tabligh Akbar dan doa bersama menjadi salah satu rangkaian kegiatan peringatan HUT Sulawesi Tenggara ke-61. Bertempat di pelataran Rumah Adat Mekongga pada Jumat (25/4/2025), tabligh akbar dihadiri oleh da’i kondang asal Sulawesi Selatan Das’ad Latif. Gaya dakwahnya yang khas membuat masyarakat Kolaka dan sekitarnya berbondong-bondong hadir untuk menyimak ceramahnya yang segar namun tetap sarat pesan religius.
Kedatangan Ustaz Das’ad di lokasi kegiatan disambut lantunan Shalawat Badar. Dosen Universitas Hasanuddin tersebut langsung menohok jamaah yang hadir dengan mengingatkan tentang kematian. Bukan tentang kapan tetapi bagaimana keadaan saat ajal datang kelak. Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia ini juga menyoroti tentang fenomena sogok menyogok yang dianggap lumrah padahal merupakan salah satu dosa besar.
“Mati itu mau atau tidak, pasti mati. Yang jadi masalah bukan mati nya tapi bagaimana keadaanmu saat mati. Yang bisa membuat mati kafir itu suka makan barang haram. Salah satunya serangan fajar.” ujarnya disambut gemuruh para hadirin
Dengan pembawaannya yang menghibur, Ustaz Das’ad Latif mengajak seluruh jamaah untuk bertobat atas segala dosa-dosa yang dilakukan. Ia menyitir potongan ayat 208 dari Surat Al-Baqarah, yaa ayyuhaa alladziina aamanuu udkhuluu fii alssilmi kaaffatan. Ayat ini mengajak kepada kaum muslimin untuk masuk ke dalam Islam secara keseluruhan.
“Para pejabat yang hadir dan bupati terpilih, yang menyogok, bertobat dengan benar dan laksanakan janji-janji kampanye. Islamlah secara benar dan jangan ikuti langkah-langkah setan.” lanjutnya
Doktor Ilmu Komunikasi ini mengajak untuk bersama-sama menjaga Provinsi Sulawesi Tenggara. Wilayah yang Allah anugerahi banyak sumber daya. Oleh sebab itu, Ustaz Das’ad menyampaikan 5 wasiat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam kepada para pemimpin.
Wasiat pertama adalah menuntut ilmu. Ini sejalan dengan perintah pertama dalam Al-Qur’an yaitu Iqra (bacalah). Para pemimpin di Sulawesi Tenggara diminta untuk mencari anak-anak cerdas dan berbakat untuk kemudian disekolahkan.
Kedua, menyambungkan persaudaraan. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam mengumpamakan umat Islam sebagai satu tubuh yang ketika satu bagian sakit, yang lain turut merasakan. Ustaz Das’ad Latif mengutip Surat Ali Imran ayat 103 yang berbunyi, “Bihablillahi jami’an wala tafarraqu” (Berpegang teguhlah kalian semua dengan tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai.”).
Selanjutnya, wasiat ketiga tentang menyantuni fakir miskin. Ustaz Das’ad mengingatkan bahwa tidak ada orang yang bangkrut karena sedekah. Das’ad Latif memuji kedermawanan Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka yang gemar memberikan bantuan kepada masyarakatnya.
Kemudian, perintah untuk menghaluskan tutur kata menjadi wasiat keempat dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Sebagaimana dalam salat berjamaah, jika imam melakukan kesalahan maka jamaah boleh menegur dengan mengucapkan Subhanallah. Inilah contoh kritik melukai.
Adapun wasiat kelima adalah tentang salat tahajjud. Ustaz Das’ad Latif mengingatkan kepada para pemimpin untuk meminta pertolongan dan petunjuk kepada Allah melalui salat di sepertiga malam. Ustaz yang meraih gelar doktor dari UIN Alauddin Makassar ini menyampaikan tentang pentingnya berdoa sebagaimana tertuang dalam Al-Quran Surat Al Ghafir ayat 60, wa qâla rabbukumud‘ûnî astajib lakum. Ayat ini berarti “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan).”